Saturday, March 08, 2008

Asw nih ada bacan moga aja berguna buat kalian semua ya...ditunggu saran dan kripiknya...he.......


CINTA KEPADA ALLAH YES, PACARAN NO WAY

Cinta adalah pangkal dari setip perbuatan yang baik atau pun yang buruk. Maka pangkal semua amalan dien dalah cinta kepada Allah danR asul.(Ibnu Qayim).

Cinta tentunya kita tidak asing dengan kata ini. Membicarakan cinta sangat mengasyikkan kadang sampai membuat kita terbengong dan melayang ke angkasa. Ketika cinta berlabuh maka kita seakan merasakan sesuatu yang membuat kita senang tapi tidak bisa kita definisikan. Hati menjadi mendadak berbunga-bunga, indah dan membahagiakan. Tak ada definisi yang bisa mewakili perasaan itu, tak ada pula kesimpulan atas fenomena dan gejala yang kita alami. Cinta sebenarnya bukan hanya milik mereka yang mencintai pria atau wanita. Bukan pula hanya masalah simpati dan tertarik atau masalah naksir dan ingin kenalan antara lawan jenis. Cinta pun buka hanya cinta tehadap lwan jenis. Namun cinta itu luas. Dan sesuatu yang luas jangan dipersempit begitu saja. Jadi biarkanlah ia dengan dengan wujud aslinya yang luas. Karena cinta adalah milik setiap orang. Sifatnya universal dan meneyeluruh. Menurut Ibnu Qayim cinta dibedakan dalam empat kategori di dasarkan jenisnya.

Cinta kepada Allah

Sebagai umat muslin kita diperintahkan untuk mencintai Allah, melebihi cinta kita kepda selainnya. Allah harus dicintai lebih dari cinta kita kepada Ayah dan ibu, kakak, saudara dan semua hal yang kita cintai. Allah harus nomor satu tak boleh terbagi.Allah tempat cinta kita berlabuh. Cinta kita kepada Allah harus dibuktikan dengan perbuatan amal shalih. Kita harus mau dan mampu berkorban kepada Allah. Cinta kepada Allah bukan paksaan. Sesungguhnya mencintai Allah adalah sebuah keniscayaan. Kenapa begitu? Karena Selama ini Allah mencintai dan menyayangi kita. Allah memberi kita mata untuk melihat kaki untuk berjalan dan tangan untuk memegang dan melakukan sesuatu.dengan kasih sayangnya Allah memberikan segala hal yang selama ini memudahkan kita. Dengan kasih-Nya juga Allah memberikan kita ruang sangat luas untuk tinggal di bumi yang luas ini dengan segala fasilitasnya. Allah sudah memberi apapun yang kita pinta terus mengapa kita tidak mencintai Allah. Tetapi sayangnya kenapa kita selalu mengingat hal-hal membuat kita kecewa. Padahal seharusnya kita harus mengingat bahwa apa yang telah diberikan Allah sangat banyak sekali. Tentunya sungguh naif.

Untuk mencintai Allah kita diwajibkan mengikuti Rasulullah. Mengikuti petunjuk yang beliau sampaikan, meneladani tingkah laku dan perbuatan yang dicontohkannya dan membenarkan apa yang beliau sampaikan. Seperti dalam surat Ali Imran 31 :

Katakanlah, : ”Jika kam u(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah akui niscaya Allaha mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengmpun lagi Maha Penyayang”. Seorang muslimin yang mencintai Allah tentunya harus memiliki akhlak yang mengagumkan, perangainya halus, tutur katanya lembut, sopan dan santun terhadap mukminin. Namun disisi lain dia harus tegas dan keras terhadap orang-orang kafir.

Cinta kepada apa yang dicintai Allah.

Ini merupkan hal yang dapat memasukkan seseorang dalam dalam dan mengeluarkannya dari kekafiran. Orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang paling kuat dan paling teguh memegang kecintaan ini.Apa yang dicintai Allah tentunya merupakan kecintaan kita juga. Ketika Allah mencintai makhluk-makhluknya tentunya sebagai hambanya kita mencintainya juga. Apa yang dicintai Allah harus kita cintai juga. Sebgai contoh Allah mencintai seorang mukmin yang beramal shalih maka cobalah untuk mencintainya

Cintai Karena Allah dan haraplah ridha-Nya.

Ini merupakan persyaratan dari mencintai segala apa yang dicnitai Allah, karena hal ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa ridha dari Allah dan Rasull-Nya. Sesungguhnya tidak ada yang lebih tinggi dari ridha Allah. Sehingga segala apa yang kita cintai hanya tertuju kepada Allah bukan yang lain

Cinta Naluri

Cinta naluri adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatau yang sesuai dengan tabiatnya. Cinta ini tidak tercela selama tidak melupakan Allah dan mengurangi kecintaan kepada-Nya. Di dalam alquran cinta dilukiskan sangat mengesankan. ”Sad Syagafaha hubba” yang artiya rasa cinta yang menghujam ke dalam lubuk hati sehinga sulit terhapuskan. Itulah merupakan cinta yang hakiki.

Keberadaan cinta yang semu tak kalah juga. Malah bisa dikatakan cinta yang semu ini lebih banyak menarik manusia. Seperti kita ketahui cinta yang semu seperti cinta pada harta, cinta pada dunia dan cinta pada manusia yang tanpa didasari kecintaan terhadap Allah. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dia tahu segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Untuk itu Allah memberikan sebuah karunia dalam dirinya yaitu kecenderungan ketertarikan terhadap lawan jenis. Bahkan Allah pun menciptakan watak dasar seorang laki-laki senang pada wanita. Ketertarikan tersebut tentunya tidak akan jadi masalah jika disalurkan sesuai dengan aturan yang telah Allahtetapkan yaitu melalui pernikahan. Tidak seperti agama lain, Islam tidak melarang ummatnya menikah, islam sangat menyadari dan memahami kebutuhan manusia dan Allah pun memberikan aturan tentang bagaimana untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Jadi mencintai wanita atau pria adalah sebuah kewajaran, namun bukan berarti kemudian kita bisa melabuhkan perasaan dan menaruh hati ada stiap orang, karena jawaban cinta lawan jenis adalah pernikahan.

Pacaran : Cinta Yang Semu

Sayangnya banyak sekali orang terutama anak muda apalagi apalgi ltika masa-masa pubertas dimana gejolak cinta sangat menggebu-gebu dan kemudian menyalurkan ketertarikan terhadap lawan jenis dengan aktivitas Pacaran. Pacar menurut kamus bahasa indonesia (edisi ketiga 2002 : 807) adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berpacaran adalah bercintaan dan berkasih-kasihan. Cinta lawan jenis bisa berwujud dalam berbagai hal bisa simpati, naksir, tertarik bahkan kagum kesemuanya itu akan bercorong dalam sebuah kata CINTA.

Pacaran tentunya dalam islam tidak pernah ada dan tentunya tidak dicontohkan oleh Nabi. Walaupun begitu aktivitas ini bisa dikatakann aktivitas yang paling digandrungi anak muda. Cinta kepada lawan jenis adalah fitrah, tapi bukan dengan alasan ini pula kita bebas mencintai dan mengemas hubungan melalui pacaran. Pacaran adalah sebuah ikon perang pemikiran. Ia adalah sebentuk cara musuh islam untuk menanamkan sebuah pola pikir dan kerangka berpikir yang salah pada remaja. Mereka mengatakan bahwa dengan pacaran bisa menjadi wadah untuk saling mengenal, saling meyelaraskan diri, saling berkomunikasi, saling melayani, saling menerima, saling mendukung dan melakukan hal-hal secara bersama-sama. Inilah kesalahan berpikir yang dilancarkan oleh musush-musuh islam. Mereka tentunya sangat paham bahwa Islam tidak mengajarkan pacaran. Pacaran merupakan salah satu subhat yang dilancarkan musuh islam. Untuk melancarkan pacaran tersebut maka mereka (musuh islam) mengkampanyekan melalui televisi, sinetron, film dan tingkah para artis. Dalam pacaran tentunya akan sering terdapat Khalwat, padahal Rasulullha pernah bersabda ”Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah sekali-kali dia bersendirian dengan seseorang perempuan yang tidak bersama muhrimnya, karena yang ketiganya dalah syaitan.” (Riwayat Ahmad). Segala aktivitas dalam pacaran tentunya banyak sekali yang bertentangan dalam Islam. Ada beberpa Alasan kenapa pacaran tidak boleh dalam islam diantaranya. Pacaran akan membawa zina. Dalam surta Al israa 32

Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan keji”. Zina adalah akhir dari sebuah proses yang menujunya. Zina biasany dumulai darai pabdangan,amalan hati,amalan perbuatan tangan dan kakai dan akhirnya menuju perzinahan. Larangan lain kenapa pacaran dilarang dalam islam karena lelaki tidak boleh bersentuhan. Seperti dalam sebuah hadist

Telah berkata Aisyah ”Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai’atnya (mengambil janji) dengan perbuatannya” (HR Bukhari dan Ibnu Majah). Melihat fenomena pacaran tersebut ternyata lebih banyak mengandung madaratnya. Selain itu semakin lama waktu pacaran yang dijalani justru semakin menumpuknya dosa-dosa kita terhadap Allah. Islam tidak melarang laki-laki berhubungan dengan perempuan yang belum dinikahinya namun islam telah mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan sangat baik. Ketika cinta berlabuh dihati kita maka cara terbaik adalah dengan menjalankan sunah Rasulullah yaitu menikah. Dalam hubungnya dengan manusia cinta sejati adalah cinta yang telah diikat dengan tali suci prnikahan. Ketika memilih pasangan hidup maka utamakanlah agamanya. Adapun jika kita belum siap untuk menikah, maka terulah berprestasi dan jauhilah pacaran.

Kita sebagai manusia makhluk yang sempurna dan diberi akal tentunya akan dapat berpikir mana yang baik dan yang buruk. Allah membuat aturan sesungguhnya demi kebaikan manusia namun sayangnya ada saja manusia yang tidak menggunakan akalnya untuk memahami betapa Allah sangat Mencintai kita. Marilah kita cinta Allah ditas segalanya !. Wallahualam

NAh gimana tuh kira-kira kurang apa ya??????

No comments: